15 Januari 2013

Proklamasi di Jalan Lonchura leucogastroides

Di jalan kecil Lonchura leucogastroides dan angin tak mau diam pada rambut di putih pipimu
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)”- Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nation.

1 Januari 2013

Menulis Sebuah Kisah Kecil

Ini batu untukmu, aku hanya punya ini yang sama kerasnya seperti aku dan dirimu
Akhirnya aku menulis lagi, padahal sudah lama aku tidak menekuninya. Menulis memang telah aku tinggalkan, pasalnya menulis merupakan pekerjaan berat bagiku, menulis butuh energi yang besar, aku selalu merasa bosan jika harus terjebak antara pikiran dan kata-kata. Jujur saja, aslinya aku memang kurang begitu bisa menulis, aku juga tidak pandai merakit kata dan aksara, aku lebih suka melukis, menggrafis dan mem-visual-kan segala sesuatu yang tumbuh dalam benak dan emosiku. Melukis bagiku lebih mudah, aku sangat suka, bahkan aku bisa mengalami ekstase saat melukis, begitupun jika aku membuat woodcut, litografi atau etsa. Jangan tanya kenapa akhirnya aku menulis lagi, karena aku tidak akan menjawab pertanyaan membosankan itu.

Darimana aku harus memulai?

Butuh waktu dua hari untuk memulai menekan satu huruf saja diatas keyboard computer. Bayangkan, dua hari sebelum tahun baru 2013, setiap kali keinginan menulis muncul, aku diam tanpa bisa menekan satu huruf pun diatas tuts keyboard, bukankah hal ini benar-benar menjadi siksaan? Baiklah, kita mulai dari sebuah nama, Rachael. Jelas nama ini adalah nama perempuan dan pastinya bukan nama sebenarnya. Rachael adalah nama pengganti, sengaja aku ganti dalam bahasa Inggris namun memiliki arti yang sama jika diterjemahkan dalam bahasa sebenarnya. Aku sendiri jarang menyebutkan nama Rachael ketika memanggil perempuan itu, aku lebih suka nama kecilnya, Mesye, berasal dari penyederhanaan kata ‘Meisje’, panggilan bagi perempuan Belanda yang masih muda dan belum menikah.

Aku pikir paragraph diatas sudah bisa menjelaskan untuk menuntun secara imajinatif tentang sosok Rachael yang biasa dipanggil Mesye itu. Sekiranya tidak cukup, maka aku akan gambarkan perupaan tentang dirinya. Hanya saja, aku tidak akan menceritakan Mesye pada saat seperti sekarang ini. Aku tidak terburu-buru. Bukan untuk berbelit-bellit, sebab untuk memahami Mesye butuh detail yang rumit dan bukan hanya detail dalam gambaran fisik. Mesye harus diperjelas dengan berbagai peristiwa dengan beragam seluk beluk yang tidak sederhana. Hal ini penting untuk dimengerti, perempuan satu ini memang tidak mudah untuk di pahami dan itulah sebabnya dia menjadi cerita penting bagi diriku.